Minggu, 04 September 2016

Pernikahan Adat di Lombok Utara

Setelah lama gak pernah aktif di blog, kali ini saya ingin menulis di blog biar gak garing blog saya ini.
sesuai judul, saya ingin memposting tentang pernikahan adat di Lombok Utara. Postingan ini bersumber dari kamera pribadi saya, dan persepsi pribadi saya. jadi hal-hal yang berkaitan persepsi yang dituangkan dalam tulisan ini nantinya merupakan murni dari persepsi, dan mohon maaf bila tidak sesuai dengan kenyataan.
Pernikahan di Lombok Utara ini saya bilang cukup unik, saya sebut unik karena dalam pernikahan adat ini semua disajikan berdasarkan sederhana dan dalam lingkaran kekeluargaan tanpa adanya penurunan nilai meskipun dalam lingkup yang sederhana.
Pernikahan di Lombok Utara biasanya diawali dengan restu orang tua mempelai perempuan, dan saya rasa semua pernikahan diawali dengan restu dahulu ya. hehe.. Tapi jika restu tidak diperoleh apakah tidak terjadi pernikahan di sini? tentu tidak... karena ada kebiasaan "mencuri" mempelai perempuan. Dulu saya berpikir bahwa mencuri itu merupakan suatu candaan, tapi ternyata mencuri itu sandiwara yang direncanakan dengan maksud menjauhkan perempuan itu dari orang tua kandungnya dengan tujuan dinikahi. setelah dicuri, laki-laki yang mencuri itu lapor kepada kepala dusun sesuai rumah tinggal orang tua perempuan itu untuk disampaikan kepada orang tuanya bahwa anaknya dia bawa dengan maksud untuk dinikahi, kemudian kepala dusun bertugas sebagai mediator agar orang tua memberikan putrinya. Tidak sampai disitu, selanjutnya terjadi tawar menawar "harga perempuan" itu sesuai dengan keinginan orang tua perempuan. Jika terjadi kesepakatan, maka selanjutnya akan dilangsungkan pernikahan.
Pada kali ini, saya tidak menceritakan secara detail terkait "pencurian" tersebut, karena pada pernikahan ini diminta kepada orang tua dan orang tua mengiyakan permintaan tersebut. Oleh karena itu tidak ada proses curi-mencuri calon mempelai perempuan. Saya menoroti tentang nilai dan makna acara resepsi pada pernikahan adat di Desa tanjung, Kab. Lombok Utara ini. Kalau dari segi letak administrasi dan geografi desa Tanjung ini tergolong wilayah perkotaan di Kabupaten Lombok Utara, akan tetapi nilai-nilai kekeluargaan antar warga dan semangat gotong royong antar warga saya menilainya cukup tinggi, meskipun tidak ada data yang menyebutkan begitu, ini murni penilaian subjektif saya.
Proses pernikahan adat di Kabupaten Lombok Utara dilaksanakan sehari saja, hari-hari sebelumnya digunakan untuk persiapan pada hari H. Setelah tiba hari H, tiba saatnya acara yang dimulai dengan ijab qabul sesuai sariat islam. Pada acara ijab qabul, disaksikan oleh sebagian besar warga kampung, setelah selesai langsung dilanjutkan dengan jamuan makan-makan kepada tamu undangan. Video berikut merupakan prosesi akad nikah dan jamuan makan para undangan.



Dalam resepsi tersebut, pertama kali saya berpikiran bahwa warga disini mengesampingkan gengsi, meskipun dalam undangan tersebut undangannya banyak dari kalangan status sosialnya tinggi. Tapi mereka duduk sama rata bersila beralaskan layar atau terpal untuk menyaksikan pernikahan tersebut. Acara yang tidak mungkin terjadi di Jawa, karena seumur hidup saya di Jawa tidak pernah terjadi acara resepsi pernikahan pakai duduk bersila di atas terpal. Tidak selesai dengan itu, dalam penyajian makanan orang disini disajikan makanan yang ditaruh dalam satu tempat atau leser dalam bahasa jawa menyebutnya. Saya gak tau bahasa Indonesianya leser jadi saya pakai kata leser. Dalam satu leser tersebut biasanya untuk berempat orang/tamu. isi leser berupa nasi, sayur, lauk, kerupuk, tempat cuci tangan. Dan disana makan tidak pakai sendok, karena sudah menjadi adat bahwa makan dlam pernikahan adat pakai tangan. Suasana makan, hidangan pada resepsi pernikahan seperti pada gambar berikut:
tamu sedang makan jamuan penuh khidmat

jangan lupa sadar kamera kalau difoto

menu jamuan makan pada resepsi

Tamu undangan sedang memakan jamuan dari tuan rumah
Kalau kita amati foto-foto diatas, kita bisa membayangkan bagaimana bersahajanya mereka dalam menikmati jamuan makan siang dari tuan rumah, semua dilakukan dengan kebersamaan, duduk bersama, dan berpakaian sopan, sarungan boleh, tidak seperti pernikahan sekarang yang cenderung sebagai ajang memamerkan baju, perhiasan, make up dan apalah sejenisnya itu. Bahkan, pladen  atau anak muda yang membantu pernikahan dalam menyajikan hidangan memakai pakaian yang sederhana tidak harus seragam, hal tersebut pasti akan menjadi suatu permasalahan di Jawa, akan tetapi disini tidak. Oleh karena itu saya banyak belajar dalam upacara resepsi adat di Kabupaten Lombok Utara ini, sebenarnya banyak sekali adat pernikahan di Kabupaten Lombok Utara ini terutama di desa adat Bayan. Yang lebih menjunjung tinggi adat dibanding dengan kecamatan lainnya di Kabupaten Lombok Utara. Demikian sedikit tulisan dari saya, sampai ketemu lagi pada tulisan saya yang akan datang yang gak tau akan dipublish beberapa hari, minggu, bulan, tahun lagi. hehehe

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Hai Calon Pengantin ~
Percayakah kalian bahwa melangsungkan pernikahan tidak perlu ribet dan mahal? Dengan memakai jasa Wedding Organizer HIS Graha Elnusa, Anda bisa melangsungkan pernikahan ALL IN PACKAGE (Gedung, Catering, Dekorasi, Rias & Busana atau Bridal, Entertainment, Photography, WO, Wedding Car). Pernikahan kalian akan bergaya elegant seJakarta Selatan dengan harga dibawah rata-rata dan dapat CASHBACK 10 Juta juga lho!

Mau tahu berbagai jenis Wedding Packagenya? Langsung saja kunjungi www.hisgrahaelnusa.com dan pantau terus update terbaru kami di Instagram @his_grahaelnusa.

> For more info please contact Marketing HIS Wedding Graha Elnusa 083873396243 (RATIH) atau datang langsung ke kantor HIS di Graha Elnusa Lt.2, Jl.TB. Simatupang Kav.1B, Cilandak Timur.